Jumat, 27 Juni 2014

Klasifikasi, Identifikasi, dan Tata nama tumbuhan



A.    KLASIFIKASI
Sistem klasifikasi APG III
Sistem klasifikasi APG III merupakan sistem klasifikasi untuk tumbuhan berbunga yang dirilis pada bulan Oktober 2009 oleh Kelompok Filogeni Tumbuhan Berbunga (Angiosperm Phylogeny Group, APG) dalam berkala Botanical Journal of the Linnean Society enam tahun setelah pendahulunya, yaitu sistem klasifikasi APG II. Pada bulan yang sama, para anggota Masyarakat Linnaeus (Linnean Society), organisasi internasional para pakar taksonomi, mengajukan klasifikasi filogenetik formal bagi semua Embryophyta (tumbuhan darat) untuk mendampingi sistem klasifikasi APG III. Pengajuan ini dianggap mendesak karena para ahli botani dan fikologi (ilmu tentang alga) masih berdebat tentang posisi taksonomi sejumlah klad tumbuhan.
Penggolongan mahluk hidup ke dalam suatu peringkat takson tertentu disebut klasifikasi, sedangkan ilmu yang mempelajari tatanama dan klasifikasi mahluk hidup disebut taksonomi. Berikut adalah klasifikasi tumbuhan berbunga menurut sistem APG III sampai peringkat taksonomi bangsa atau ordo:
 

Penggolongan mahluk hidup dapat diibaratkan sebagai percabangan sebatang pohon. Batang utama pohon mewakili seluruh mahluk hidup yang ada, cabang primer membaginya menjadi domain, cabang sekunder menjadi kerajaan, dan seterusnya. Berikut adalah penggambaran klasifikasi tumbuhan berbunga menurut sistem APG III dengan menggunakan percabangan pohon sebagai ilustrasi:
 
Perbedaan konvergen dan Divergen          
1.      Evolusi divergen : Proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu species menjadi banyak species baru. Contoh Evolusi divergen adalah moyang vertebrata sebenarnya berjari 5, sekarang vertebrata yang masih memiliki jari 5 adalah manusia dan primate.
2.      Evolusi konvergen : Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya di dasarkan pada kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama pada nenek moyang yang sama. Contoh evolusi konvergen yang ditemukan pada lumba-lumba atau duyung dan ikan hiu yang terlihat sama, padahal ikan hiu termasuk dalam kelompok pisces, sedangkan lumba-lumba termasuk kelompok mammalia.
Analisis kladistik
Kladistik adalah suatu sistem untuk mengklasifikasikan organisme-organisme uji dalam grup-grup yang disebut sebagai clade. Pada sistem ini, asumsi dasar yang digunakan adalah organisme-organisme yang berada dalam satu clade merupakan nenek moyang dan turunannya berdasarkan synapomorfi (karakter-karakter yang diturunkan dari nenek moyang). Sistem ini dianggap lebih unggul dari sistem fenetik karena klasifikasi dilakukan dengan memperhitungkan garis evolusioner organisme, namun sistem ini kurang tepat jika diterapkan pada organisme-organisme yang telah mengalami modifikasi genomik karena perubahan susunan gen yang terjadi akibat modifikasi tersebut dapat menyebabkan hasil klasifikasi yang kurang tepat. Karakter yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada sistem ini antara lain sekuen DNA genom, sekuen housekeeping genes, dan sekuen gen-gen predominan yang terkonservasi tetapi memiliki bagian kecil yang beragam (hypervariability). Luaran yang diperoleh dari sistem kladistik berupa kladogram, yaitu diagram bercabang yang menggambarkan hubungan taksonomis dan garis evolusioner antar taksa.
Kladogram
Kladogram merupakan diagram yang menunjukkan hubungan leluhur antara taksa, untuk mewakili evolusi pohon kehidupan. Meskipun secara tradisional cladogram seperti itu, sebagian besar dihasilkan berdasarkan karakter morfologi, molekuler sequencing data dan filogenetik komputasi sekarang sangat umum digunakan dalam generasi cladogram. Hasil akhir dari analisis cladistic adalah seperti pohon diagram kekerabatan yang disebut cladogram atau terkadang disebut dendrogram,cladogram ini secara grafis merupakan proses evolusi hipotetis (Edwards, dan Cavalli, 1964).
Homologi
Bidang biologi evolusioner menggunakan homologi dalam pengertian kemiripan dalam bentuk atau perilaku antara dua spesies akibat keduanya memiliki kesamaan moyang. Dalam anatomi perbandingan banyak dijumpai contoh-contohnya, misalnya "sirip" depan lumba-lumba, tungkai depan singa laut, dan kaki depan pada anjing adalah homologi, karena kesemuanya berasal dari organ yang sama yang dimiliki oleh moyang bersama mereka. Sebaliknya, "sirip" depan lumba-lumba dan sirip depan berbagai ikan disebut sebagai analogi, karena keduanya, walaupun berfungsi sama (untuk kemudi dalam berenang di air) tetapi tidak ditemukan bukti kedua organ itu berkembang dari satu moyang yang sama.
Pembuktian homologi biasanya menggunakan argumen evolusioner (filogeni), melalui fosil-fosil hewan yang mirip dengan hewan modern, serta argumen biologi perkembangan (ontogeni), melalui pemeriksaan terhadap proses perkembangan individu sejak dari zigot hingga bentuk dewasa.
 
Tujuan dari sistematika adalah untuk menciptakan suatu klasifikasi yang mencerminkan sejarah evolusi organisme. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan pengelompokan spesies ke dalam taksa :
Monofiletik
Monofiletik yaitu jika nenek moyang tunggalnya hanya menghasilkan semua spesies turunan dalam takson tersebut dan bukan spesies pada takson lain./ Monofiletik (monophyletic) : Asal-usul suatu takson yang bermula dari satu nenek moyang, contoh: tumbuhan berkeping satu (monokotil) berasal dari tumbuhan primitif Magnoliales/Secara umum cladistic penggunaan, monofiletik menggambarkan sekelompok organisme yang membentuk clade , terdiri dari satu nenek moyang terakhir dan seluruh keturunannya.
 
Parafiletik
Parafiletik yaitu jika takson tidak meliputi spesies yang memiliki nenek moyang yang sama yang menurunkan spesies yang termasuk dalam takson tersebut. Ikatan paraphyletik jika kelompok berisi yang terakhir nenek moyang yang sama, tetapi tidak mengandung semua keturunan leluhur itu.
 
Polyfiletik
Polifiletik yaitu jika anggotanya diturunkan dari dua atau lebih bentuk nenek moyang yang tidak sama bagi semua anggotanya./ (polifiletik Yunani "banyak" ras) adalah salah satu grup untuk nenek moyang yang umum 'terakhir anggota bukan anggota kelompok.
 

 
B.     IDENTIFIKASI
Cara – cara identifikasi tumbuhan
Cara mengidentifikasi tumbuhan adalah sebagai berikut (sesuai dengan kunci determinasi):
a.       mengamati beberapa karakter morfologi tumbuhan  seperti bentuk, ukuran, jumlah organ
b.      Karakter lain seperti warna, aroma dan rasa dari daun, batang, dahan.
c.       Adanya duri, aksesoris, buah dan biji.
Identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal,tetapi telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan,pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain :
  1. Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli.
  2. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
  3. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora.
  4. Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
  5. Menggunakan lembar Identifikasi Jenis.
Untuk identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal tetapi telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, dapat dilakukan dengan cara :
  1. Menanyakan identitas tumbuhan tersebut kepada seseorang yang kita      anggap ahli dan kita perkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan kita.
  2. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
  3. Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi.
  4. Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
  5. Menggunakan Lembar Identufikasi Jenis (“Species Identification Sheet”).
C.    TATANAMA TUMBUHAN
Perbedaan nama Legitimate dan Ilegitimate
Dalam botani, nama yang benar sesuai dengan International Code of Nomenclature for algae, fungi, and plants (ICN) adalah satu-satunya nama botani yang akan digunakan untuk takson tertentu, ketika takson yang memiliki batasan tertentu, posisi dan rank. Menentukan apakah nama yang benar adalah prosedur yang kompleks. Nama harus 'sah diterbitkan', sebuah proses yang didefinisikan dalam tidak kurang dari 16 Artikel dari ICN. Hal ini juga harus 'sah', yang menetapkan beberapa persyaratan lebih lanjut. Inilah yang disebut sebagai nama legitimate atau legitimate name.

Sedangkan illegitimate name adalah nama yang sah diterbitkan, tetapi yang tidak mengikuti satu atau lebih aturan ICN (Latin: Nomen illegitimum). Kemudian sebagai homonim, isonym, nama berlebihan, dan tautonym dan berbagai jenis nama tidak sah lainya. Contoh 1: Trifolium parviflorum Bunge ex Nyman, nom. illeg., non Ehrh. Nama Trifolium parviflorum Bunge ex Nyman, yang diterbitkan pada tahun 1878, adalah tidak sah, karena merupakan homonim kemudian Trifolium parviflorum Ehrh., Yang diterbitkan pada tahun 1792. (French: nom illégitime).

Prinsip tatanama tumbuhan
¨  Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada hewan
¨  Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya.
¨  Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakai sebagai dasar pada publikasi berikutnya
¨  Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya bisa membuat satu nama yang benar.
¨  Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin
¨  Aturan tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil.
¨  Suatu nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak disukai atau karena kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis, aslinya bukan di Cina. Perubahan nama hanya boleh dilakukan biala sudah betul-betul diteliti taksonominya.

Kekurangan nama umum
¨  Tidak bersifat menyeluruh atau hanya terbatas pengertiannya pada orang-orang sebahasa saja. Misalnya “gedang” dalam bahasa Madura berarti pisang, sedangkan dalam bahasa Sunda pepayalah yang dimaksud.
¨  Nama-nama umum biasanya tidak memberikan informasi yang menunjukkan hubungan kekerabatan, tidak bisa digunakan untuk membedakan bangsa, suku, atau taksa lainnya.
¨  Jika suatu tanaman terkenal, kemungkinan mempunyai banyak nama umum.
¨  Kadang-kadang dua atau lebih tanaman yang berbeda mempunyai nama umum yang sama atau sebaliknya
¨  Banyak jenis khususnya yang langka tidak mempunyai nama umum

Apa yang dimaksud : Lektotipe, Neotipe, dan Holotipe
Tipe pengganti (= Lectotype) ialah suatu spesimen atau unsur lain dari spesimen-spesimen asli (isotope atau sintipe) yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe tidak ditentukan atau holotipe hilang atau hancur.
Tipe baru (= Neotypus) ialah spesimen yang dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe hilang atau rusak dan tidak mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak adanya isotope atau sintipe.
Holotipe (= holotypus) ialah suatu spesimen atau unsur lain yang dipakai oleh seorang pengarang atau ditunjuk olehnya sebagai dasar waktu pertama kali mengusulkan nama jenis baru.
       Selama holotipe masih ada, penerapan nama yang bersangkutan dengannya dapat dipastikan secara otomatis. Kalau pengarang yang mempertelakan suatu takson tidak menentukan holotipe, atau kalau holotipe hilang maka tipe pengganti atau tipe baru dapat ditunjuk untuk menggantikannya

Apa yang disebut Basionym, Autonym, sinonim, dan homonym
Basionim merupakan "nama pembawa atau penunjuk pembawa sinonim" yaitu nama orisinal (tetapi ditolak), sebagian nama digunakan dalam kombinasi baru. Seperti terlihat di awal, jika nama spesies dan infraspesies ditransfer tingkatannya atau posisinya penunjuk spesies atau infraspesies basionim dipertahankan (retensi) kecuali melanggar aturan kode lainnya, seperti prioritas publikasi yaitu jika nama telah digunakan untuk takson lain pada tingkatan sama. Nama author yang secara orisinal menamai basionim juga dipertahankan dan diletakkan dalam tanda kurung di depan author yang membuat perubahan.
Contoh: Ketika Dilatris caroliniana Lam. ditransfer ke marga Lachnanthes oleh Dandy, nama spesies baru menjadi Lachnanthes caroliniana (Lam) Dandy. Dalam hal ini basionim adalah Dilatris caroliniana Lam.
Autonim merupakan nama yang diciptakan secara otomatis untuk takson infrafamili, inframarga, dan infraspesies. Autonym digunakan bila family dipilah menjadi subfamily, puak atau subpuak; marga dipilah menjadi submarga atau seksio; atau spesies dipilah menjadi subspecies. Dari dua taksa atau lebih yang dibentuk, autonym ditentukan berdasarkan prioritas, yaitu kelompok yang mencakup takson yang telah dipublikasikan pertamakali. Autonym tidak memiliki author; hanya takson tinggi yang mana didasarkan dan subtaksa lainnya mempunyai authorship resmi.
contoh Isely memilah Lotus stipularis (Benth.) E Greene menjadi dua varitas: L. stipularis (Benth.) E Greene var ottleyi Isely dan L. stipularis (Benth.) E Greene var stipularis Isely.
Tautonim merupakan binomial yang mana pengejaan nama marga dan penunjuk spesies identik. Tautonim tidak diperkenankan dalam tatanama tumbuhan.
contoh: nama Helianthus helianthus adalah tautonim dan tidak sah, sedangkan Helianthus helianthoides bukan tautonim dan diperbolehkan (catatan bahwa tautonim diijinkan dalam tatanama zoology)
Homonim merupakan satu dari dua nama atau lebih yang identik (tidak termasuk author) yang didasarkan atas tipe specimen yang berbeda. Homonim berikutnya, didasarkan pada tanggal publikasi adalah tidak sah (kecauali yang dilestarikan).
contoh: Tapeinanthus Herb (1837), anggota Amaryllidaceae, dan Tapeinanthus Boiss. Ex Benth. (1848), anggota Lamiaceae adalah homonym. Homonym berikutnya anggota Lamiaceae tidak sah [diberi nama lagi oleh Thuspeinanta T.Durand (1888)]
Sinonim adalah nama yang ditolak (rejected name), oleh author tertentu. Sinonim ditolak karena (1) nama tidak sah, bertentangan dengan aturan ICBN; atau (2) karena pertimbangan taksonomi didasarkan atas tipe specimen yang sama atau berbeda dari nama tepat. Nama tepat (correct name) adalah nama sah yang diterima oleh author. Asas dasar ICBN yang menyatakan bahwa tiap takson hanya dapat memiliki satu nama tepat. Jadi, jika terdapat dua nama atau lebih bersaing untuk takson yang sama, contoh Malosma laurina (Nutt.) Abraham dan Rhus laurina Nutt., hanya satu di antaranya yang tepat. Bagaimanapun nama yang tepat tergantung pada author dari referensi jurnal atau buku diberikan.
Contoh Cyrtanthera Nees = Justicia, nama tepat adalah Justicia, sinonimnya adalah Cyrtanthera.

Daftar pustaka
http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi.html