A.
KLASIFIKASI
Sistem
klasifikasi APG III
Sistem klasifikasi APG III merupakan sistem
klasifikasi untuk tumbuhan berbunga yang dirilis pada bulan Oktober 2009 oleh
Kelompok Filogeni Tumbuhan Berbunga (Angiosperm Phylogeny Group, APG) dalam berkala Botanical Journal of the Linnean Society enam tahun setelah pendahulunya, yaitu sistem
klasifikasi APG II. Pada bulan yang sama, para anggota Masyarakat Linnaeus (Linnean Society), organisasi
internasional para pakar taksonomi, mengajukan klasifikasi filogenetik formal bagi semua Embryophyta (tumbuhan darat) untuk mendampingi sistem klasifikasi APG III. Pengajuan
ini dianggap mendesak karena para ahli botani dan fikologi (ilmu tentang alga) masih berdebat tentang posisi taksonomi sejumlah klad tumbuhan.
Penggolongan mahluk hidup ke dalam suatu
peringkat takson tertentu disebut klasifikasi, sedangkan ilmu yang mempelajari
tatanama dan klasifikasi mahluk hidup disebut taksonomi. Berikut adalah
klasifikasi tumbuhan berbunga menurut sistem APG III sampai peringkat taksonomi
bangsa atau ordo:
Penggolongan mahluk hidup dapat
diibaratkan sebagai percabangan sebatang pohon. Batang utama pohon mewakili
seluruh mahluk hidup yang ada, cabang primer membaginya menjadi domain, cabang
sekunder menjadi kerajaan, dan seterusnya. Berikut adalah penggambaran
klasifikasi tumbuhan berbunga menurut sistem APG III dengan menggunakan
percabangan pohon sebagai ilustrasi:
Perbedaan
konvergen dan Divergen
1. Evolusi divergen : Proses evolusi
yang perubahannya berasal dari satu species menjadi banyak species baru. Contoh
Evolusi divergen adalah moyang vertebrata sebenarnya berjari 5, sekarang
vertebrata yang masih memiliki jari 5 adalah manusia dan primate.
2. Evolusi konvergen : Evolusi
konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya di dasarkan pada kesamaan
struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama pada nenek moyang yang
sama. Contoh evolusi konvergen yang ditemukan pada lumba-lumba atau duyung dan
ikan hiu yang terlihat sama, padahal ikan hiu termasuk dalam kelompok pisces,
sedangkan lumba-lumba termasuk kelompok mammalia.
Analisis kladistik
Kladistik adalah
suatu sistem untuk mengklasifikasikan organisme-organisme uji dalam grup-grup
yang disebut sebagai clade. Pada sistem ini, asumsi dasar yang digunakan adalah
organisme-organisme yang berada dalam satu clade merupakan nenek moyang dan
turunannya berdasarkan synapomorfi (karakter-karakter yang diturunkan dari
nenek moyang). Sistem ini dianggap lebih unggul dari sistem fenetik karena
klasifikasi dilakukan dengan memperhitungkan
garis evolusioner organisme, namun sistem ini kurang tepat jika diterapkan pada
organisme-organisme yang telah mengalami modifikasi genomik karena perubahan
susunan gen yang terjadi akibat modifikasi tersebut dapat menyebabkan hasil
klasifikasi yang kurang tepat. Karakter yang digunakan sebagai dasar
klasifikasi pada sistem ini antara lain sekuen DNA genom, sekuen housekeeping genes, dan sekuen gen-gen predominan yang
terkonservasi tetapi memiliki bagian kecil yang beragam (hypervariability).
Luaran yang diperoleh dari sistem kladistik berupa kladogram, yaitu diagram
bercabang yang menggambarkan hubungan taksonomis dan garis evolusioner antar
taksa.
Kladogram
Kladogram merupakan diagram yang menunjukkan hubungan
leluhur antara taksa, untuk mewakili evolusi pohon
kehidupan. Meskipun secara tradisional cladogram
seperti itu, sebagian besar dihasilkan berdasarkan karakter morfologi,
molekuler sequencing data
dan filogenetik
komputasi sekarang sangat umum digunakan dalam generasi
cladogram. Hasil akhir dari analisis
cladistic adalah seperti
pohon diagram kekerabatan yang disebut cladogram atau
terkadang disebut dendrogram,cladogram ini secara grafis
merupakan proses evolusi hipotetis (Edwards, dan Cavalli, 1964).
Homologi
Bidang biologi
evolusioner menggunakan homologi dalam
pengertian kemiripan dalam bentuk atau perilaku antara dua spesies akibat
keduanya memiliki kesamaan moyang. Dalam anatomi
perbandingan banyak dijumpai contoh-contohnya, misalnya "sirip" depan lumba-lumba, tungkai depan singa laut, dan kaki depan pada anjing adalah homologi, karena kesemuanya berasal
dari organ yang sama yang dimiliki oleh moyang bersama mereka. Sebaliknya,
"sirip" depan lumba-lumba dan sirip depan berbagai ikan disebut sebagai analogi, karena keduanya, walaupun berfungsi sama (untuk kemudi dalam berenang
di air) tetapi tidak ditemukan bukti kedua organ itu berkembang dari satu
moyang yang sama.
Pembuktian homologi biasanya menggunakan argumen evolusioner (filogeni), melalui fosil-fosil hewan yang mirip
dengan hewan modern, serta argumen biologi
perkembangan (ontogeni), melalui pemeriksaan terhadap proses
perkembangan individu sejak dari zigot hingga bentuk dewasa.
Tujuan dari sistematika adalah untuk menciptakan suatu klasifikasi yang
mencerminkan sejarah evolusi organisme. Untuk melakukan hal tersebut,
diperlukan pengelompokan spesies ke dalam taksa :
Monofiletik
Monofiletik yaitu jika nenek moyang
tunggalnya hanya menghasilkan semua spesies turunan dalam takson tersebut dan
bukan spesies pada takson lain./ Monofiletik (monophyletic)
: Asal-usul suatu takson yang bermula dari satu nenek moyang, contoh: tumbuhan
berkeping satu (monokotil) berasal dari tumbuhan primitif Magnoliales/Secara
umum cladistic penggunaan, monofiletik menggambarkan
sekelompok organisme yang membentuk clade ,
terdiri dari satu nenek moyang terakhir dan seluruh keturunannya.
Parafiletik
Parafiletik yaitu
jika takson tidak meliputi spesies yang memiliki nenek moyang yang sama yang
menurunkan spesies yang termasuk dalam takson tersebut. Ikatan paraphyletik
jika kelompok berisi yang terakhir nenek moyang yang sama, tetapi tidak
mengandung semua keturunan leluhur itu.
Polyfiletik
Polifiletik yaitu jika anggotanya diturunkan dari dua atau lebih bentuk
nenek moyang yang tidak sama bagi semua anggotanya./
(polifiletik Yunani "banyak"
ras) adalah salah satu grup untuk nenek moyang yang umum 'terakhir anggota
bukan anggota kelompok.
B. IDENTIFIKASI
Cara
– cara identifikasi tumbuhan
Cara
mengidentifikasi tumbuhan adalah sebagai berikut (sesuai dengan kunci
determinasi):
a. mengamati
beberapa karakter morfologi tumbuhan
seperti bentuk, ukuran, jumlah organ
b. Karakter
lain seperti warna, aroma dan rasa dari daun, batang, dahan.
c.
Adanya duri, aksesoris,
buah dan biji.
Identifikasi
tumbuhan yang tidak kita kenal,tetapi telah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan,pada waktu ini tersedia beberapa sarana, antara lain :
- Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli.
- Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
- Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora.
- Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
- Menggunakan lembar Identifikasi Jenis.
Untuk
identifikasi tumbuhan yang tidak kita kenal tetapi telah dikenal oleh dunia
ilmu pengetahuan, dapat dilakukan dengan cara :
- Menanyakan identitas tumbuhan tersebut kepada seseorang yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan kita.
- Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasikan.
- Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi.
- Menggunakan kunci identifikasi dalam identifikasi tumbuhan.
- Menggunakan Lembar Identufikasi Jenis (“Species Identification Sheet”).
C.
TATANAMA
TUMBUHAN
Perbedaan
nama Legitimate dan Ilegitimate
Dalam botani, nama yang
benar sesuai dengan International Code of Nomenclature for algae, fungi, and
plants (ICN) adalah satu-satunya nama botani yang akan digunakan untuk takson
tertentu, ketika takson yang memiliki batasan tertentu, posisi dan rank. Menentukan
apakah nama yang benar adalah prosedur yang kompleks. Nama harus 'sah
diterbitkan', sebuah proses yang didefinisikan dalam tidak kurang dari 16
Artikel dari ICN. Hal ini juga harus 'sah', yang menetapkan beberapa
persyaratan lebih lanjut. Inilah yang disebut sebagai nama legitimate atau
legitimate name.
Sedangkan illegitimate
name adalah nama yang sah diterbitkan, tetapi yang tidak mengikuti satu atau
lebih aturan ICN (Latin: Nomen illegitimum). Kemudian sebagai homonim, isonym,
nama berlebihan, dan tautonym dan berbagai jenis nama tidak sah lainya. Contoh
1: Trifolium parviflorum Bunge ex Nyman, nom. illeg., non Ehrh. Nama Trifolium
parviflorum Bunge ex Nyman, yang diterbitkan pada tahun 1878, adalah tidak sah,
karena merupakan homonim kemudian Trifolium parviflorum Ehrh., Yang diterbitkan
pada tahun 1792. (French: nom illégitime).
Prinsip
tatanama tumbuhan
¨ Tatanama
botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang sama yang diberikan
pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada hewan
¨ Pelaksanaan
penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan menggunakan tipe
tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe
untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya.
¨ Tatanama
dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas publikasi, dan nama
yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih dahulu dan mengacu
pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakai
sebagai dasar pada publikasi berikutnya
¨ Setiap
kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya bisa membuat satu nama
yang benar.
¨ Nama
ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa menghiraukan
asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin
¨ Aturan
tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil.
¨ Suatu
nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak disukai atau karena
kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis, aslinya bukan di
Cina. Perubahan nama
hanya boleh dilakukan biala sudah betul-betul diteliti taksonominya.
Kekurangan
nama umum
¨ Tidak
bersifat menyeluruh atau hanya terbatas pengertiannya pada orang-orang sebahasa
saja. Misalnya “gedang” dalam bahasa Madura berarti pisang, sedangkan dalam
bahasa Sunda pepayalah yang dimaksud.
¨ Nama-nama
umum biasanya tidak memberikan informasi yang menunjukkan hubungan kekerabatan,
tidak bisa digunakan untuk membedakan bangsa, suku, atau taksa lainnya.
¨ Jika
suatu tanaman terkenal, kemungkinan mempunyai banyak nama umum.
¨ Kadang-kadang
dua atau lebih tanaman yang berbeda mempunyai nama umum yang sama atau
sebaliknya
¨ Banyak
jenis khususnya yang langka tidak mempunyai nama umum
Apa
yang dimaksud : Lektotipe,
Neotipe, dan Holotipe
Tipe pengganti (= Lectotype) ialah suatu spesimen atau unsur lain dari
spesimen-spesimen asli (isotope atau sintipe) yang
dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe tidak ditentukan atau
holotipe hilang atau hancur.
Tipe
baru (= Neotypus) ialah spesimen yang
dipilih untuk menjadi tipe tatanama, kalau holotipe hilang atau rusak dan tidak
mungkin untuk menunjuk tipe pengganti karena tidak adanya isotope atau sintipe.
Holotipe
(= holotypus) ialah suatu spesimen atau unsur
lain yang dipakai oleh seorang pengarang atau ditunjuk olehnya sebagai dasar
waktu pertama kali mengusulkan nama jenis baru.
Selama
holotipe masih ada, penerapan nama yang bersangkutan dengannya dapat dipastikan
secara otomatis. Kalau pengarang yang mempertelakan suatu takson tidak
menentukan holotipe, atau kalau holotipe hilang maka tipe pengganti atau tipe
baru dapat ditunjuk untuk menggantikannya
Apa
yang disebut Basionym, Autonym, sinonim, dan homonym
Basionim
merupakan "nama pembawa atau penunjuk pembawa sinonim" yaitu nama
orisinal (tetapi ditolak), sebagian nama digunakan dalam kombinasi baru.
Seperti terlihat di awal, jika nama spesies dan infraspesies ditransfer
tingkatannya atau posisinya penunjuk spesies atau infraspesies basionim
dipertahankan (retensi) kecuali melanggar aturan kode lainnya, seperti
prioritas publikasi yaitu jika nama telah digunakan untuk takson lain pada
tingkatan sama. Nama author yang secara orisinal menamai basionim juga
dipertahankan dan diletakkan dalam tanda kurung di depan author yang membuat perubahan.
Contoh: Ketika Dilatris
caroliniana Lam. ditransfer ke
marga Lachnanthes oleh Dandy, nama spesies baru menjadi Lachnanthes caroliniana (Lam)
Dandy. Dalam hal ini basionim adalah Dilatris
caroliniana Lam.
Autonim
merupakan nama yang diciptakan secara otomatis untuk takson infrafamili,
inframarga, dan infraspesies. Autonym digunakan bila family dipilah menjadi
subfamily, puak atau subpuak; marga dipilah menjadi submarga atau seksio; atau
spesies dipilah menjadi subspecies. Dari dua taksa atau lebih yang dibentuk,
autonym ditentukan berdasarkan prioritas, yaitu kelompok yang mencakup takson
yang telah dipublikasikan pertamakali. Autonym tidak memiliki author; hanya
takson tinggi yang mana didasarkan dan subtaksa lainnya mempunyai authorship
resmi.
contoh Isely memilah Lotus stipularis (Benth.) E Greene menjadi dua varitas: L. stipularis (Benth.) E Greene var ottleyi
Isely dan L. stipularis (Benth.) E
Greene var stipularis Isely.
Tautonim
merupakan binomial yang mana pengejaan nama marga dan penunjuk spesies identik.
Tautonim tidak diperkenankan dalam tatanama tumbuhan.
contoh: nama Helianthus
helianthus adalah tautonim dan tidak sah, sedangkan Helianthus helianthoides bukan tautonim dan diperbolehkan (catatan
bahwa tautonim diijinkan dalam tatanama zoology)
Homonim
merupakan satu dari dua nama atau lebih yang identik (tidak termasuk author)
yang didasarkan atas tipe specimen yang berbeda. Homonim berikutnya, didasarkan
pada tanggal publikasi adalah tidak sah (kecauali yang dilestarikan).
contoh: Tapeinanthus
Herb (1837), anggota Amaryllidaceae, dan Tapeinanthus Boiss. Ex Benth. (1848), anggota Lamiaceae adalah
homonym. Homonym berikutnya anggota Lamiaceae tidak sah [diberi nama lagi oleh
Thuspeinanta T.Durand (1888)]
Sinonim
adalah nama yang ditolak (rejected name), oleh author tertentu. Sinonim ditolak
karena (1) nama tidak sah, bertentangan dengan aturan ICBN; atau (2) karena
pertimbangan taksonomi didasarkan atas tipe specimen yang sama atau berbeda
dari nama tepat. Nama tepat (correct name) adalah nama sah yang diterima oleh
author. Asas dasar ICBN yang menyatakan bahwa tiap takson hanya dapat memiliki
satu nama tepat. Jadi, jika terdapat dua nama atau lebih bersaing untuk takson
yang sama, contoh Malosma laurina (Nutt.)
Abraham dan Rhus laurina Nutt.,
hanya satu di antaranya yang tepat. Bagaimanapun nama yang tepat tergantung
pada author dari referensi jurnal atau buku diberikan.
Contoh Cyrtanthera
Nees = Justicia, nama tepat adalah Justicia, sinonimnya adalah Cyrtanthera.
Daftar
pustaka
http://biologionline.blogspot.com/2011/04/bukti-evolusi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar